May 31, 2009

SIAPAKAH NASORO, YAHUDI DAN SHOBI’IN ITU ?

إِنَّ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَادُوْا وَالنَّصَرَى وَالصَّابِئِيْنَ مَنْ أَمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبهَِّـمْ وَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُوْنَ (البقرة 62)

Artinya: "sesunguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang orang Sabi`in, siapa saja diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan merka tidak bersedih hati". (Al-Baqoroh 62)

Di dalam kitab Al Jami’ Liahkamil Qur’an[1] surat Al-Baqoroh ayat 62 di atas kurang lebihnya ditafsiri sebagai berikut. Lafad إِنَّ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا yaitu ditafsiri semua orang yang membenarkan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Alloh SWT. Dan lafad وَالَّذِيْنَ هَادُوْا tafsirannya yaitu orang-orang Yahudi, dan orang-orang Yahudi tersebut dinasabkan kepada Yahuda (mayoritas anak cucu Nabi Ya’kub AS). Juga ada pendapat sebagian ulama’ mengatakan kenapa mereka dinamakan orang Yahudi karena pertobatan mereka kepada Alloh atas penyembahannya kepada anak sapi, dengan perincian sebagai berikut lafad هاب = تاب dan lafad الهائد = التائب dengan dalil yang berada dalam surat Al A’raf ayat 156 إنا هدنا إليك ditafsiri dengan تبنا

Lafad وَالنَّصَرَى dan orang-orang Nasrani , Ibnu Abbas dan Qotadah berkata mengapa mereka dinamakan Nasoro karna diturunkannya Nabi Isa AS di desa Nasiroh kemudian desa tersebut dinisbatkan kepada Nabi Isa dengan sebutan Isa Annasiriy kemudian oleh sahabatnya diganti menjadi sebutan Annasoro sampai sekarang. Sedangkan Imam Jauhari berkata sebutan Nasoro tersebut diambil dari desa yang berada di Syam. Kemudian lafad وَالصَّابِئِيْنَ adalah orang-orang yang mengikuti syariat Nabi-Nabi terdahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa[2].

Dan Ulama’ sepakat bahwa sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nasrani adalah ahli kitab, dikarnakan mereka ahli kitab maka boleh nikah dengan mereka juga memakan makanan yang mereka sembelih sebagaimana keterangannya sudah terantum dalam surat Al Maidah. Tetapi tentang orang Assobiin Ulama’ berbeda pendapat, Imam Malik dan Ibnu Rohawa berpendapat mereka adalah cabang dari orang ahli kitab. Ibnu Mundir dan Imam Ishak berpendapat boleh memakan hewan sembelihan mereka karena mereka termasuk golongan dari ahli kitab. Juga boleh menikahi perempuannya menurut pendapat Abu Hanifah. Akan tetapi Imam Mujahid, Imam Hasan dan Ibnu Abi Najah berpendapat tidak boleh memakan hewan sembelihannya karena mereka adalah kaum yang berada diantara agama Yahudi dan Nasrani.

IMAM SYAHROWARDI

Siswa: 1 Tsanawiyah



[1] Abi Muhammad bin Ahmad Al Anshoriy Al Qurtubiy Al Jami’ Liahkamil Qur’an 351-352 Darul Fikr Bairut Libanon cetakan tahun 1420 H / 1999 M

[2] Al Qur’an terjemah cetakan Saudi Arabia hal 19

No comments:

Post a Comment

Terimakasih telah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar dan jangan lupa di share