فأزلـهما الشــيطان عنها فأخـرج هما مما كان فيه وقلنا إهبطوا بعـضكم لبعـض عــدو ولكم في الأرض مستقر ومتاع الى حين
"Lalu syetan memperdayakan keduanya dari syurga, sehigga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (syurga), dan kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat tiggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan." (QS Al Baqarah, 36)
Kitab Al Jami Liahkamil Qur’an[i] dalam menafsiri ayat di atas yaitu lafad فأزلـهما ini adalah bacaan kebanyakan Ulama’ dengan menetapkan alif, dan ada yang membaca dengan tampa alif diambil dari lafad زلة (kecelakaan, dosa, khilaf) maksudnya adalah, syetan berkehendak untuk memberikan kesalahan dan ingin mengeluarkan Nabi Adam dan Ibu Hawa dari syurga. Imam hamzah membaca dengan menetapkan alif فأزلـهما mengambil arti dari lafad تنحية (menyingkirkan) yaitu syetan bekehendak menyingkirkan keduanya dari syurga. Ibnu Kaisal berpendapat, lafad فأزلـهما ini diambil dari kata baku زوال (bergeser) maksudnya yaitu berpalingnya Nabi Adam dan Siti Hawa dari mengerjakan pekerjaan yang taat kepada Alloh bergeser menuju pekerjaan maksiat kepada Alloh SWT.
Dalam kitab Hadaikurruh Warroihan[ii] dalam menafsiri ayat di atas yaitu syetan (iblis) mengelincirkan Adam dan Hawa juga menyingkirkan keduanya dan menjauhkan keduanya dari syurga, dan disebutkan dalam Al Qur’an surat Al Imron ayat 155 yang artinya: “Hanya saja mereka digelincirkan oleh syetan, disebabkan kesalahan yang telah mereka perbuat (di masa lampau)” (Al Imron: 155). Dan masuknya syetan (iblis) ini untuk mengeluarkan keduanya bagaimana ? Sedangkan iblis ini seorang kafir dan orang kafir tidak bisa masuk syurga. Masuknya syetan (iblis) ini ada beberapa pendapat
Masuknya syetan (iblis) ini menyerupakan dengan wajah yang mulia seperti masuknya malaikat ke syurga, dan iblis tidak tercegah masuk ke dalam untuk menggoda dan menguji Adam dan Hawa.
Masuknya syetan (iblis) ke syurga melalui rupa hewan dari salah satu hewan yang berada di syurga.
Syetan (iblis) meggoda Adam dan Hawa dari luar syurga sebagaimana dijelaskan dalam surat Al A’raf ayat 20 yang artinya “ Maka syetan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya “.
Dan ada lagi yang mengatakan selain dari yang telah disebutkan di atas.
Oleh karena itu mari kita bersama-sama berhati-hati untuk menghadapi serangan syetan yang datang secara tiba-tiba. Seorang ahli hikmah dalam penelitiannya tentang serangan syetan terhadap manusia, telah memperoleh 10 data (jalan terobosan) yaitu[iii]
1).Diterobos lewat kerakusan dan keburukan prasangkanya, maka jika terjadi yag demikian hendaklah menangkisnya dengan keyakinan mantap pada janji Alloh dan bersikap qona’ah.
2).Diterobos lewat khayalan (lamunannya), dan tidak sedikit orang yang sering ngelamun itu kerasukan syetan, solusinya adalah dzikrulloh dan ingat maut.
3).Diterobos lewat berlagak santai dan kelezatan nikmat, dan jika terjadi seperti ini maka balaslah serangan itu dengan menyadari bahwa ni’mat itu akan lenyap dan hisab di hari kiamat amatlah berat.
4).Diterobos dari rasa bangga (ujub) atas keberhasilan usahanya, cara menghadapinya adalah tangkislah dengan mengingat karunia yang diberikan Alloh dan takut akan akibatnya
5).Diterobos dengan mengecilkan kawan dan menghinanya, jika terjadi demikian maka hendaklah saling menghargai dan menghormati.
6).Diserbu dengan sifat hasud, kalau terjadi yang demikian maka hadapilah dengan keyakinan akan keadilan Alloh dalam membagi rizki.
7).Dari sifat ingin dipuji (riya’) manusia, jika ini terjadi maka patahkanlah dengan keihlasan amal.
8).Diserang dengan sifat kikir, maka jika hal ini terjadi harus berjuang dengan mengingat bahwa segala sesuatu yang berada di tangan manusia pasti lepas (binasa).
9).Diterobos dengan sifat sombong, jika terjadi demikian maka lawanlah dengan rendah diri “tawaddu’”.
10). Ditembus dengan sifat tamak, maka jika terjadi sedemikian hendaklah ditahan dengan berharap semata-mata kepada Alloh dan setiap harapan pada manusia putuskanlah.
[i] Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad Al Anshoriy Al Qurtubiy. Al Jami’ Liahkamil Qur’an 359 Darul Fikri Bairut Libanon cetakan tahun 1420 H/ 1999 M
[ii] Muhammad Amin bin Abdulloh Al Uromiy. Hadaikurruh Warroihan 320 luz 1 Darut Taukin Najah. Bairut Libanon. Cetakan kedua 1426 H/ 2005 M
[iii] Abu Laist Samarqondiy yang dialih bahasakan Indonesia oleh Abu Imam Taqyuddin Terjemah Tambihul Ghofilin 618-622 Mutiara Ilmu Surabaya