Apr 12, 2009

MUSYAWAROH

1.Pengertian musyawaroh

Kata musyawaroh berasal dari bahasa arab bentuk masdar dari zighot (bentuk) fi’il madi شاور يشاور مشاورة yang artinya menurut etimologi yaitu: berembuk atau berunding, sedangkan menurut terminologi adalah: perundingan bersama antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan keputusan yang lebih baik.

Keterangan diatas dapat diambil pengertian bahwa musyawaroh sangatlah penting bagi kita semua untuk menjadikan suatu keputusan masalah agar menjadi lebih baik.Sebab dengan bermusyawaroh persoalan atau masalah-masalah yang muncul dapat dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya bersama sama

.

2.Pentingnya musyawaroh

Musyawaroh sangat penting dalam segala bidang baik itu berupa:agama, negara, organisasi dll.Sebab apabila tampa diadakan musyawaroh, apabila ada masalah akan sulit dipecahkan, diantara pentingnya diadakan musyawaroh antara lain:

a).Untuk mencari jalan keluar dari suatu masalah secara adil

b).Untuk mencari kebenaran dan persetujuan bersama demi

kemaslahatan bersama

c).Untuk menghilangkan sikap otoriter,diktator dan sewenang

wenang

d).Untuk belajar mengemukakan gagasan dan pendapat

Dan saking pentingnya lagi, sampai Alloh swt berfirman dalam surat al imron ayat 159 yang artinya.

“Maka disebabkan rahmat Alloh kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka,sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu maaf kanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarohlah dengan mereka dalam urusan itu, kemudian jika kamu telah mambulatkan tekat maka bertawakkallah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh menyukai orang yang bertawakkal kepadanya .”{QS Al Imron:159}

.Dan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya:

“Tidak seorangpun yang paling banyak bermusyawaroh dengan para sahabatnya selain dari Rosulluloh SAW “.{HR Abu hurairoh}

.Dalam hal ini secara jelas dan tegas menunjukkan betapa pentingnya majelis musyawaroh untuk membicarakan suatu persoalan yang sedang dihadap

i.

keutamaan sedekah

KEUTAMAAN SEDEKAH

Pernakkah anda di suatu saat hati anda sangat susah dan pekerjaan anda selalu tidak sukses atau penyakit anda tidak kunjung sembuh, juga bencana alam yang tak kunjung hentinya.Taukah anda bahwa solusinya sangat mudah dan gampang yaitu bersedekah, sesuai dengan sabda Nabi:

حصنواأموالكم بالزكاة وداووامرضاكم بالصدقة

واستقبلواأنواع البلاء بالدعاء} ألحديث{

Artinya:”Peliharalah hartamu dengan mengeluarkan zakat dan sembuhkanlah (obatilah) para pasienmu (yang sakit dari keluargamu) dengan bersedekah, dan atasilah (ditolak) aneka bala’ dengan memanjatkan do’a.(Al-Hadits)

Sehubungan dengan hadits diatas ada sebuah cerita pada zaman dahulu, seorang pendeta yang sudah 60 tahun beribadah di biaranya, lalu tergoda seorang pelacur, hingga melanggar larangan Alloh, menjelang kematiannya ia memberi sepotong roti pada seorang pengemis. Sesudah mati amalnya ditimbang, lebih berat dosanya dari pada 60 tahun ibadah nya. Tetapi sesudah ditambah dengan roti sepotong, mendadak timbanganya menjadi lebih berat amal baiknya dari pada dosanya, dan selamatlah ia barkat roti sepotong

Oleh karena itu marilah kita berlomba lomba dalam bersedekah, sebab Alloh bersabda dalam Al Qur’an surat Ali Imron ayat :92 yang artinya “Kamu tidak akan mencapai bakti sempurna sebelum membelanjakan setengah hara yang kau cintai.” {Ali Imron:92}.Dan sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya “ Orang kikir jauh dari Alloh, jauh dari manusia dan dekak denga neraka Nya. Dan pemurah dekat pada Alloh dekat dari sorga Nya mudah bergaul dengan manusia jauh dengan neraka Nya.”{Al Hadits}

Dan ada perkara pembangkit semangat sedekah dan memperbesar pahalanya yaitu :

1.Bersedekah dengan harta yang halal

2.Memberinya dengan harta yang sedikit

{jangan menunggu kaya atau menuggu

banyak harta}

3.Menyegerakannya, khawatir tidak

punya kesempatan bersedekah

sebelum mati.

4.Memilih harta yang paling baik,

khawatir digolongkan orang orang

bakhil

5.Bersedekah dengan samar-samar

khawatir riya’

6.Tidak mengundat-undat, khawatir sia

sia amalnya

7.Tidak menyakiti atau menghina orang

yang diberi karna takut dosa .Alloh

berfirman :

لاتبطلوا صدقاتكم بالمن والآذي

Artinya:”jangan batalkan pahala sedekahmu, dengan mengundat-undat dan menyakiti (menghina).” (Al-Baqoroh)

Siapakah mahluk yang pertama di bumi?

وإذقال ربك للملائكة إني جاعل فى الأرض خليفة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدمأ ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك قال إني أعلم مالاتعلمون. (البقرة-30)

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah dumi.” Mereka berkata, “apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Setelah turunnya ayat tersebut dapat menimbulkan pertanyaan bahwa Alloh SWT sebelum mengutus Nabi Adam AS telah mengutus mahluk lain sebelum Adam AS . Siapakah mahluk tersebut? Di dalam kitab Durul Mansur[1] dalam mentafsiri ayat إني جاعل فى الأرض خليفة yaitu sebelum Nabi Adam As diutus menjadi kholifah di bumi Alloh telah mengutus Jin dan anak cucunya di Bumi selama 1000 tahun. Lalu mereka merusaknya dan mengalirkan darah, kemudian Alloh mengutus Malaikat ke Bumi sebagai tentara, maka mereka membunuh semua jin sampai ke semenanjung laut. Dan keterangan ini adalah pendapat Al Hakim dan dishohihkan oleh Ibnu Abas.

Ibnu Jarir juga berpendapat dari Ibnu Abbas[2] tentang menafsiri ayat di atas yaitu yang pertama kali menempati bumi adalah Jin tetapi mereka merusaknya, mengalirkan darah dan saling membunuh antara satu dengan yang lainnya. Kemudian Alloh mengutus Iblis sebagai tentara dari sebagian Malaikat kemudian mereka membunuh semua Jin dari semenanjung laut hingga ke puncak-puncak gunung. Setelah Iblis melakukan pekerjaannya lalu dia menyombongkan diri dengan berkata “ Aku telah membuat sesuatu yang mana tak pernah seorang pun melakukan perbuatan tersebut “ kemudian Alloh mengetahui perkataan Iblis tersebut walaupun dalam hatinya, sedangkan Malaikat tidak mengetahui.

Dari kesimpulan ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa Alloh mengutus kholifah di Bumi yang pertama bukanlah Nabi Adam tetapi jin dan anak cucunya lalu Alloh mengutus Nabi Adam AS, sebagai penggantinya beserta anak cucunya hingga sekarang sebagai kholifah di bumi.



[1] Jalaluddin As Suyuthi Durul mansur (102-103) Darul Ihya’ At tauroh Al arabiy Bairut Libanon

[2] Imam Fahrur Roziy Tafsir Kabir (388-389) Darul Ihya’ At tauroh Al arabiy Bairut Libanon